Saat ini saya termasuk penggemar dan pengguna Bank-Bank di Indonesia, mulai dari BCA, BRI, Shar-E dan beberapa Account Hiatus di BNI & CIMB NIAGA. Salah satu pertanyaan yang cukup lama saya simpan dan sudah sempat saya floorkan di FB adalah biaya yang saya merasakan kejanggalan didalamnya. Salah satunya adalah adanya BIAYA ketika KITA MENABUNG dari CABANG LAIN di LAIN KOTA. Seperti BCA yang menarik biaya Rp. 5.000 (pada saat tulisan ini di tulis) dan BRI Rp. 2000 (pada saat tulisan ini di tulis).
Apa yang membuat aneh dari BIAYA diatas? Dari kacamata teknologi, hampir semua bank di Indonesia sudah integrated sytem, dalam artian kita bisa menarik dana kita baik melalui ATM, ataupun Cabang Bank-Bank tersebut dan Bahkan kita bisa berkirim antar bank dengan Jaringan2 yang sudah cukup banyak tersedia baik itu INTERNATIONAL seperti ALTO, VISA maupun jaringan Lokal seperti Jaringan PRIMA dan Jaringan ATM Bersama. Letak keanehan saya disini adalah, kenapa harus ada biaya adminsitrasi ini? Bukannya jaringan sudah ONLINE? dalam artian kita bisa menarik dan mengirim dimana saja?
Kenapa harus ada biaya? Apakah ketika kita nabung dari Jogja untuk rekening yang kita buka di Kota Malang, membutuhkan tenaga lebih bagi operatornya? Saya rasa tidak bukan..?
Mungkin ada dari para narablog yang bekerja di Instansi BANK bisa menjelaskan fenomena ini? Ataukah ini salah satu cara untuk MENARIK UANG dari CUSTOMERnya?
Bisa dibayangkan kalau pemilik rekening aktip yang kebetulan tinggal di luar kota, katakanlah ada 1juta orang dan setiap transaksi Rp. 5000, sudah berapa nilai angka yang didapatkan bagi bank tersebut.
Akhirnya dengan terpaksa sekali, ketika saya mencoba menghindari Biaya Aneh ini, saya terpaksa minta jasa dari saudara saya yang kebetulan punya Bank yang sama untuk menabungkan uang saya di rekeningnya dan baru kemudian di transfer ke saya. Dan atau ketika saya ada di jogjakarta saya bisa menggunakan Anjungan Setoran Tunai.
0 comments
nah gimana dgn yg niat menabung utk menyimpan uang tp malah uangnya habis termakan biaya administrasi?yg dia pkr menabung di bank uangnya aman,tp tdk ditambah2 mngkn memang krn tdk ada dana utk menambah tabunganny?
setelah dia dtg utk mengambil uang yg ditabung ternyata uangnya sdh lenyap bgtu saja tnp dia merasa memakainya?klo kasusny sprti ini bagaimana ya?malah “qta” memberikan uang secara cuma2 ke bank?hanya krn qta lama tdk menambah tabungan stlh dilihat uangny sdh tdk ada?
menurut saya ini merupakan pembodohan bank kepada konsumen, walopun dengan berbagai alasan yang dibuat logis. tentunya bagi yang pernah sekolah ini hanya sebuah akal-akalan yang dipaksakan agar konsumen tetep menerimanya, yang jadi masalah nasabah khan tidak memiliki kemampuan untuk menolaknya just manut dan nurut serta sebel dibelakang…)
mas, kalo kata orang bank sih, kalo biaya itu emang sebagai biaya operasional. tapi sebenarnya ada poin lain dibalik itu knapa biayanya mahal, karena ada hal lain dimana bank inging mengedukasi nasabahnya untuk tidak lagi menggunakan proses transaksi tradisional (datang ke bank), tetapi diarahkan untuk menggunakan layanan e-banking mereka. Hal tersebut berimbas kepada biaya operasional seperti yang sudah ramai disebut-sebut diatas. Kalo diitung2 membiayai mesin 1 dengan membiayai 3-4 orang (dan masing-masing punya PC) pasti lebih murag. Hehe.. CMIIW
ya, sempat kesel banget. mau nabung kok kena biaya?
padahal setiap bulan udah dipotong biaya administrasi. belum lagi harus kena pajak. Mending nabung dicelengan atau bawah kasur saja :-D kembali ke ‘Zaman Batu’
.-= gunawan´s last blog ..Zakat di Rumah Zakat Indonesia yuk! =-.
ide bagus, minta tolong sm saudara (lol) (woot)
Sepertinya itu memang buat haknya kantor cabang itu, istilahnya, duit preman (lmao)
.-= fajar´s last blog ..The Pursuit of Happyness =-.
ya mungkin untuk gaji karyawan dan pengembangan perusahaan biar bisa ada cabang..
perasaan selama itu transaksi atas nama rekening kita gak kena biaya sih, kecuali bukan rekening punya kita. salah ndak sih
.-= geblek´s last blog ..Antara Pak Polisi Dan Jibril =-.
Kalau Menurut saya salah mas (banana_cool)
saya jg mengalami hal serupa, sempat gregetan juga sih. semua akses saya awalnya di malang. sekarang menetap di solo otomatis selalu kena biaya tambahan itu. akhirnya mau tidak mau saya pun menutup rekening BRI dan membuka rek bank yg bisa diakses gratis di luar kota yakni (kembali) ke rek cimb niaga yg gratis aksesnya dimana aja. pernah saya berniat membuka rek di solo malah ga disetujui krn blm punya KTP Solo. jdnya tetap memakai cabang malang.
Ini masih dari sisi.. semoga lain waktu kita bisa bahas SISI LAIN bank kita yang juga ANEH secara KONSUMEN ;)
podo cak, makane males transaksi karo bank! mending paypal ae yo hekekeke
Saya juga tidak setuju dan merasa aneh dengan adanya kebijakan “aneh” ini… Mustinya sih bagi pemegang rekening mau setor dimana saja bebas setor dan tarik.
Filosofi awalnya sih katanya biaya itu dikenakan untuk WALKING CUSTOMER (baca: yang belum jadi nasabah bank tersebut) dan kepada debitur yang menyetorkan dalam Jumlah yang Besar (misal diatas 100 juta) yang menyebabkan pergeseran kas. Tapi kok akhir-akhir ini yang yang terjadi dikenakan kepada semua (nasabah atau bukan) yang setor diluar Kota kantor Cabang asal rekening. “Konon Katanya” sih biaya penggunaan teknologi.
.-= sulistia´s last blog ..Yaa Ramadhan =-.
Kemampuan saya hanya MENYUARAKAN dari LUAR bro… jadi ORANG DALAM seperti PANJENENGAN yang lebih punya CHANEL bisa merubah situasi ini… buktikan bahwa Indonesia bisa berubah.. mulai dari merubah sistem perbankan kita dan MENIADAKAN BIAYA yang SAYA RASA tidak perlu…
Dan kalau seperti sampean bilang bahwa biaya itu untuk penggunaan teknologi… apakah orang yang menabung di cabang orang tersebut membuka rekening TIDAK MENGGUNAKAN TEKNOLOGI sama sekali? :D
bukannya dah lama ya…
.-= MasHardi´s last blog ..Microsoft Access dengan Database MYSQL =-.
Masalahnya bukan dah lama atau tidak.. akan tetapi kenapa konsumen tidak mau sedikit kritis sehingga dihardapkan konsumen bisa mendapatkan hal yang lebih layak
Jadi sebuah PERUSAHAAN tidak SE ENAKNYA sendiri main potong sana sini gitu :D
katanya sih kalo interlokal bayar administrasi
.-= Rusa Baweanâ„¢´s last blog ..Malingsia Suka Nyuri, Saykoji Ngomel dengan Lagu =-.
wah evy malah baru tau kalau ada biaya seperti itu jika nabung dari cabang lain di lain kota. Belum ngecek-ngecek. Ntar ta cek deh. makasih om infonya
.-= evyta´s last blog ..Jelutong Sewage Treatment Plant in Penang =-.
Gimana .. sepertinya sudah melirik bisnis perbankkan. Lumayan kan jika punya 1 juta nasabah yang setor setiap bulan kena fee 5000. Untungnya bisa kelihatan :)
.-= Andi EKo´s last blog ..Open Office Portable 3. 1 =-.
yo digawe mbayar biaya klik e mas,…
biasae kan 1 klik $1, iki mung $0,5
:D heheh
Saya nggak kerja di bank, tapi saya pikir ini ada kemiripan pertimbangan dengan pembayaran cicilan kartu kredit. Kalau bayar via bank lain paling cuma kena biaya 5000, tapi di bank bersangkutan justru bisa 50 ribu.
Alasannya memang operasional; kertas, biaya online dsb-nya. Ini diatur dalam akuntansi biaya perusahaan. Suka nggak suka, apa boleh buat :)
.-= hedi´s last blog ..Diving* =-.
kalau biaya-biaya tambahan tersebut dikatakan biaya operasional (kertas, teknologi, klik, dll), bukankah semua perusahaan pasti ada alokasi biaya operasional? Kenapa biaya operasional juga dibebankan kepada konsumen penabung, yang pada dasarnya dia ngasih pinjaman ke bank?
Apa kira-kira perlu gerakan “boikot setor” ke bank aja ya? :)) Biar bank-bank itu sadar dan kembali lagi ke jalan yang “benar”. Bukankah pendapatan dari kredit bank yang dilempar ke pasar mereka sudah untung banyak?
Jadi ingat sendiran yang mangatakan: for human, enough is never enough!!!”
.-= ayaheauzi´s last blog ..Ramadhan bagi Minoritas Muslims =-.
Saya juga heran dengan perilaku bank-bank di tanah air. Beberapa bank di Ozz saja saat ini sedang bersaing membebaskan beaya administrasi, eh, di negeri kita bank-bank malah berlomba mengenakan beragam beaya (administrasi, antar cabang, atm, dll…).
Dalam kacamata orang awam kayak saya, biaya-biaya itu bentuk lain dari “penghisaban” si-kaya pada si miskin; ya kita-kita yang hanya punya rekening sak-uprit itu yang jadi korban. Itu menurut saya lho, selaku “korban”.
Kadang saya bertanya, apa keuntung yang mereka peroleh dari penyaluran kredit itu masih kurang? Bukankah kalau kita nabung, sebenarnya kita meminjami uang cash ke pihak bank sehingga mereka leluasa mengelolanya? Uaneh, lagi-lagi konsumen berada pada posisi tawar yang lemah.
Maaf lho pak bank, saya tidak bermaksud mencemarkan nama baik sampeyan.
.-= ayaheauzi´s last blog ..Ramadhan bagi Minoritas Muslims =-.
Summon Pak Bankir BRI satu itu kang :D
Biar untungnya besar mas….ke..ke..ke..