Judulnya keren yaa? unboxing atau membuka kardus atau terserah mau mengartikan seperti apa, walaupun Paman Google sendiri mengartikan unboxing tetap unboxing dalam bahasa. Tapi berbeda dengan unboxing yang marak disana yaitu membuka untuk pertama kali sebuah kotak/kardus gadgets, tapi ini adalah sebuah Teh… Yah sebuah bahan untuk membuat minuman yang bagi sebagai orang Jawa menyebutnya belum minum kalau belum ngeTeh.

Blontea - Teh Istimewa dari Solo
Blontea - Teh Istimewa dari Solo

Tapi ini Teh bukan sembarang teh, ini adalah teh yang diracik oleh Pangeran Blogger dari Solo, Pakdhe Purwaka atau terkerenkan dengan nama @Blontankpoer. Teh yang oleh beliau ini diperkenalkan dengan Merek Blontea atau bisa juga disebut #TehPokil.

Teh ini sebenarnya tidak berbeda jauh dari teh2 yang beredar, akan terapi dengan tingkat kecerdasan dewa, Pakdhe Purwaka ini menyatukan berbagai rasa dan merek teh ini kedalam racikan2 yang ditakar begitu rupa sehingga menghasilkan rasa baru yang ngangeni dan ngancani! Lha kok NGANCANI? Karena minuman ini sekarang menemani hari Blogging dan juga Facebooking juga Twittering saya (halah serba ing barang)

Sebelum melangkahkan cerita lebih jauh, sebenarnya saya mau mencoba Teh Pokil ini sudah lama sekali… akan tetapi niatan hanya niatan, sampai akhirnya pada acara Blogger Ngalam Milad saya ketemu beliau dan mau mencobanya.

Akan tetapi niatan kembali menjadi niatan, karena diakhir acara kami sama sama kehilangan jejak. Sampai akhirnya Pangeran Wonogiri @triunt memberi tahu kalau bisa order via @twitter dan gayung bersambut hingga akhirnya cerita kami lanjutkan saja he he

Kesan pertama ketika paketan dari solo ini datang di Rumah Ponjong adalah desain yang wah dan juga njawani, kami akan berbagi gambar nanti di halaman galeri. Desain Logo Blontea yang dibuat oleh seorang Blogger merangkap desainer dan terkadang desainer merangkap Blogger ini (ceritanya bisa disimak disini) saya akui mewakili Rasa Blontea ini. Bagi saya Desain Logo mas Mursid ini unik dan ngangeni kalau boleh saya menyebutnya seperti itu.

Baiklah, akhirnya kami mulai membuka barisan demi barisan plester hingga akhirnya menemukan tiga  tas kertas Teh ini didalamnya. Kenapa ada tiga dalam kardus tersebut? Tidak lain tidak bukan karena saya memesan nya baru tiga. Harga perbungkusnya adalah 15.000 harga yang masih nyaman bagi kami (Alhamdulilah).

Tas Kertas ini Pakdhe Purwaka tidak lupa menyertakan semangat kebatikan khas solo. Desain Tas dengan frame batik begitu indah dipandang.. Dibawah logo di Tas Kertas Mungil ini disertakan semacam tagline Ramuan Teh Melati Tradisi Wong Solo begitu pas disana. Disamping kanan kiri dari Tas Kertas ini juga diselipkan kata kata

Blontea, Warisan kepiawaian Jayengan, peramu aneka jenis & merk Teh untuk menghasilkan citarasa baru.

Dibawahnya dituliskan Netto: 150gr dan tak lupa cara penyajian yang begitu sederhana,

Akhirnya tiba waktunya saya mencobanya… kesan pertama ketika saya seduh adalah bau wangi yang semerbak dari Segelas Besar Teh Blontea ini. Dengan menambah Gula Batu secukupnya akhirnya teh ini menjadi kawan bekerja saya seharian ini.

Berikut Gambar Unboxing Blontea semoga bermanfaat.

Semacam Sayembara: Silakan tinggalkan komentar dan berbagikan tulisan ini di Layanan Sosial (Facebook dan Twitter) kemudian kirim buktinya kepada kami melalui halaman kontak sertakan Nama dan Alamat Terang (tenang alamat kalian akan aman padaku #eh)

Jikalau berkenan untuk menuliskan kembali “Semacam Sayembara ini” di Blog Pribadi dan tentunya dengan Tautan ke tulisan ini akan menambah “sesuatunya” 

Nantinya akan kami pilih secara acak dan menarikuntuk pendapatan paket serupa untuk dikirim ke lokasi di manapun Anda asal masih di Bumi Indonesia…

Buruan kesempatan terbatas (3 Orang yang beruntung akan mendapatkannya).. 

Sayembara ini kami akan akhiri di Hari Spesial Kami… Monggo Buruan…

0 Shares:
28 comments
  1. masya Allah, Kaaangg….sampeyan iku, jiann…bener-bener pemburu pahala. sudah berpahala karena memberi laba, lha kok masih ditambah bonus review penuh sanjungan. kalau sampai jadi tambah laris, aku kan jadi kian berhutang kebaikan, ta….?

    matur nuwun ya, kang. semoga aku sekeluarga menikmati dengan baik berkah tulisanmu.

    buat kang Jarwadi, silakan DM alamat ya…

    1. Mboten Pakdhe tapi memang Teh Ini rasanya “beda” dari teh2 yang pernah saya rasakan…. semoga menular.. karena kebaikan yang menular akan lebih menyejukkan rasa :)

  2. Wich….jadi pengen nyoba rasanya kaya apa. apalagi diminum pas pagi atau sore hari enak banget Teh itu, ditambah disampingnya berjejer teman2 dari secangkir Teh semisal goreng sampeu(singkong),goreng cau(pisang) beuh dijamin mantap….ada ga yg mau ngasih gratisan.wkwkwk

  3. Senin kemarin saya sedang di Solo, di stasiun Balapan. Saya mengontak pakdhe blontankpoer melalui twitter untuk mendapatkan teh ini. Sebenarnya saya sudah ngidam sama teh ini sejak setahun yang lalu.

    Naas Senin kemarin itu pun pakdhe Blontank sedang tidak online twitter. Twitter saya dibalas ketika saya sudah kembali lagi di stasiun Tugu Yogyakarta.

    Tahu sendiri rasanya orang ngidam yang ngga kesampaian, hehe.

    Saya hanya berpesan agar kalau ada anak buah pakdhe blontank yang ke jogja, dititipkan saja. hehe

    1. kalau mau cepat ikuti aja sayembara sederhana ini dan silahkan lanjutkan langkah selanjutnya… siapa tau bisa medarat di Rumah dengan selamat ;)

  4. ndak nyangka paketan nya bisa sampai Ponjong juga, jasa kurirnya hebat berarti :-D

    Sip Blontea emang wajib dicoba, jangan jadi pokil lho mas usai minum itu.

    baru kali ini saya jadi pangeran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like

Tinggal Kenangan

Ini bukan Lagu Geby Tinggal Kenangan itu, ini adalah cerita HaPe yang telah 4th menemaniku, tepatnya sejak 17 Agustus 2004 hingga berakhir tanpa pamit 20 Februari 2009 siang kemaren. Jadi Kejadiannya seperti ini
Siang itu tidak seperti biasa, saya harus memperbaiki PC teman di daerah Perumahan Sawojajar 2, dan pada akhir kerjaan dalam pembenahan PC ini saya dapat telpon dari Istri kalau Yashfa rewel. Ya udah namanya orang gupuh langsung masukkan aja tuh HaPe pasca di telpon ke saku jaket dan cilakanya saya lupa mengunci saku saya. Karena efek dari kondisi Yashfa yang sedikit rewel itulah maka gaya pembalap Valentino Rossi terpaksa saya keluarkan dan dengan Tunggang Langgang was wus terjan sana terjang sini. Sampai dirumah saya merasa seperti ada yang LOST IN SPACE. Dugaan awal saya HaPe hanya ketinggalan di rumah temen itu dan rencana akan saya ambil pasca Sholat Jum'at, ternyata dan wakhirnya. Tuh HaPe ndak ketinggalan dan kemungkinan Jatuh waktu saya beraksi :D

GlobeSurfer II 7.2

GlobeSurfer II 7.2 adalah Jembatan kami yang baru dalam mengarungi dunia maya. Karena sejak saya migrasi besar besaran, terus terang saya ada kendala koneksi internet. Sewaktu di malang, saya masih bisa wuz wuz dengan Telkomsel Flash dengan HSDPAnya tapi ketika di lokasi puritan, terpaksa saya harus menggunakan jalur EDGE dan kadang GPRS :(