Berikut ini Tuntunan Sholat Idul Fitri Komplit dan rangkaian ibadah sebelum dan sesudahnya. Selamat mengikuti dan semoga bermanfaat.

Pemerintah Memutuskan Bahwa Idul Fitri 1436H jatuh pada Hari Jum’at 18 Juli 2015

Sehingga Tuntunan Sholat Idul Fitri Komplit bisa digunakan sebagaimana mestinya.

Selamat Idul Fitri 1436H
Selamat Idul Fitri 1436H

Jika masih ada beberapa kekurangan penulis mohon maaf. Dan kami disini hanya membantu menyebarkan.. Penulis Asli adalah Ustadz M Busrowi Abdulmannan dari Gunungkidul, Yogyakarta.

Berikut ini Tuntunan Sholat Idul Fitri Komplit

  1. Pada hari akhir Ramadhan baik pria maupun wanita disunnahkan potong kuku, pangkas rambut ketiak , kemaluan , bagi pria ditambah pangkas cambang, kumis.
  2. Tanggal 1 Syawal, pagi hari Mandi besar ( termasuk wanita haid )
  3. Memakai wangi-wangian dan berpakaian yang paling bagus
  4. Makan pagi, karena rasa lelah sesudah memikul/membawa zakat fithrah dan dibawa ke rumah orang miskin yang diberinya
  5. Menuju tanah lapang, berjalan kaki ( atau berkendara), sambil bertakbir
Rasulullah SAW belum pernah sholat Id di Masjid, walau masjid Nabawy bisa menampung penduduk Madinah
  6. Takbir Idul Fitri dimulai sesudah shubuh , dilantunkan sejak berangkat dari rumah menuju tanah lapang. Boleh takbir dengan keras bersama keluarga. Boleh sendiri dengan suara rendah
  7. Pelaksanaan shalat lebih siang lebih baik karena memberi kesempatan yang masih memberikan zakat fithrah agar tak tertinggal shalat Idnya
  8. Lafal takbir menurut sunnah :
    1. ALLOOHU AKBAR ( 3 kali ) KABIIROO
      Ini berdasar hadits dari Salman riwayat Abdur rozaq
Lafal inilah yang dipilih sebagaian besar khotib untuk sering dibaca di sela sela khutbah.Karena hadits dari Ibnu Majah riwayat Sa’ad (muadzin Nabi ) menerangkan Nabi memperbanyak takbir di sela sela khutbah.Ada pun lafal takbir, 
ALLOOHU AKBAR (3 kali ), WA LILLAAHIL HAMD, 
yang biasanya untuk tulisan spanduk atau selingan kalimat khutbah, lafal itu bukan hadits / bukan tuntunan Nabi.
    2. ALLOOHU AKBAR , ALLOOHU AKBAR. 
LAA ILAAHA ILLALLOOHU ALLLOOHU AKBAR. 
ALLOOHU AKBAR WA LILLAAHIL HAMD
      Ini berdasar hadits dari Umar dan Ibnu Mas’ud riwayat Jabir

    Ada pun lafal takbir : 
ALLOOHU AKBAR , ALLOOHU AKBAR , ALLOOHU AKBAR 
LAA ILAAHA ILLALLOOHU ALLLOOHU AKBAR. 
ALLOOHU AKBAR WA LILLAAHIL HAMD
    ini bukan hadits. Kemungkinan lafal takbir tersebut adalah dua hadits dari Salman dan Umar serta Ibnu Mas’ud tadi digabung sehinga menjadi lafal seperti itu.Namun siapa nama ulama yang mula mula menggabungkan, sejak kapan, kami belum menemukan dalil, walau justru lafal ini yang UMUM diamalkan.

    Demikian juga Lafal takbir dengan ucapan ALLOOHU AKBAR KABIIRO WAL KHAMDU LILLAAHI KATSIIRO WA SUB KHAANALLOOHI BUKROTAN WA ASHIILAA dan seterusnya bukan tersebut BUKAN lafal takbir hari raya, takbir tersebut diucapkan Nabi ketika Fat hu Makkah atau penaklukan Kota Makkkah.

    Imam Syafi’I dalam kitabnya Al Umm mengatakan, aku menyukai menambah lafal takbir hari raya dengan lafal tersebut.

    Hal ini berarti sejak masa Nabi sampai 170 tahun belum ada lafal takbir tersebut. Barulah diamalkan oleh sebagian ummat setelah Imam Syafi’I yang lahir 170 tahun sesudah Nabi wafat baru menuntunkan dan menulis pendapatnya dalam kitab Al Umm tersebut,
    Oleh sebab itu para ulama termasuk Imam Sayid Sabiq dalam kitabnya Fiqhus Sunnah tidak mencantumkan LAFAL TAKBIR TERSEBUT pada bab lafal takbir Id .

    dan Muhammadiyah tidak mengamalkannya, cukup melafalkan takbir yang disunnahkan Rasulullah SAW.
 
Karena beliau adalah Uswah Khasanah ( Tauladan yang baik ). Kalau ada tauladan yang baik mengapa perlu mentauladani tuntunan orang lain )

  9. Tanpa Adzan dan Iqomah,
  10. Tanpa aba aba seperti ASHOLA-TU QO-IMAH atau ASH SHOLA-TU JA-MI’AH
  11. Sholat Idul Fitri dua rakaat , sebagai berikut
    1. Rakaat pertama setelah takbirotul ihram kemudian takbir lagi 7 kali, 
(ada juga ada pendapat 7 kali itu termasuk takbirotul ihrom )
    2. Di sela sela takbir tak ada bacaan apa pun. Nabi TIDAK menuntunkan membaca SUB HA-NALO-H, WAL HAMDULILLA-H, WA LA- ILA-HA ILLALLO-H WALLO-HU AKBAR
    3. Setelah 7 takbir
      1. Imam membaca doa iftitah, ta’awudz, basmalah kemudian al fatikhah dan surat / ayat Alqur’an, kalau hafal surat al A’la
      2. Makmum membaca doa iftitah, dan mendengarkan al fatikhah imam.
        Setelah imam selesai membaca al fatikhah , makmum membaca amin bersama imam. Kemudian makmum membaca ta’awudz dan al fatikhah sambil mendengarkan imam bembaca ayat Al Qur’an
    4. Rakaat kedua , setelah takbir intiqol ( pergantian gerak) , takbir lagi 5 takbir
      1. Imam membaca ta’awaudz, basmalah kemudian al fatikhah dan surat / ayat Alqur’an, kalau hafal surat al Ghasyiyah
      2. Makmum mendengarkan al fatikhah imam.
        Setelah imam selesai membaca al fatikhah , makmum membaca amin bersama imam.
        Kemudian makmum membaca ta’awudz dan al fatikhah sambil mendengarkan imam bembaca ayat Al Qur’an
    5. Sesudah salam, jamaah harus mendengarkan khutbah dan harus berdoa bersama dengan khotib.
      TIDAK dibenarkan memalingkan perhatian khutbah seperti : bercakap2, merokok , apalagi beranjak dari duduk untuk pergi sebelum khutbah selesai
    6. Shalat Id diakhiri dengan satu khutbah (tidak dua khutbah yang diselingi duduk)KHUTBAH DIAWALI DENGAN HAMDALAH, TAK ADA TUNTUNAN DIAWALI DENGAN TAKBIR BARU HAMDALAH. APALAGI HARUS TAKBIR 7 ATAU 9 KALI SEBELUM HAMDALAH

    Imam An Nawawy dalam Kitabnya Al Khulashoh berkata,

    Tak ada suatu dalil pun yang kuat menetapkan bahwa khutbah Id itu dua khutbah. Segala riwayat yang menerangkan bahwa Nabi SAW khutbah dua kali dengan mengadakan perselangan dua khutbah itu dengan duduk, adalah dlo’if Dan tak ada keterangan Nabi memulai khutbah dengan takbir.

    Imam Ash Shon’ani berkata, khutbah hari raya itu disyareatkan rukun rukunnya seperti khutbah jumat.
    Dalam khutbah itu Rasulullah SAW memberi perintah dan nasehat. Tetapi khutbahnya tidak dua kali seperti khutbah jumat karena tak ada keterangan mengenai khutbah Id dua kali. Khutbah dua kali hanyalah qiya dan tak ada qiyas dalam Ibadah . Riwayat yang menerangkan adanya khutbah Id dua kali , dipisahkan dengan duduk adalah riwayat dla’ifRasulullah SAW menuntunkan khutbah apa pun dimulai dengan hamdalah.

    Tidak ada hadits yang menerangkan khusus untuk khutbah sholat Id diawali takbir 7 atau 9 sebelum hamdalah

  12. Selesai mendengarkan khutbah , jamaah berdoa bersama dan dipimpin khotib,
  13. Kemudian saling jabat tangan dan mengucap
    TAQOBBALALLOOHU MINNAA WA MINKUM (semoga Allah menerima amal ibadah kita), 
dijawab dengan kata kata yang sama(TAQOBBALALLOOHU MINNAA WA MINKUM )
    atau cukup menjawab amin.

    Kalau dijawab TAQOBBAL YAA KARIIM, ini bukan sunnah
  14. Jalan pulang lain dengan jalan yang dilalui ketika berangkat

M Busrowi Abdulmannan, Gunungkidul, Yogyakarta
last update: 16 Juli 2015

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like