Sebagai seorang designer bukan programer seperti saya ini, seringkali dihadapkan pada pilihan-pilihan akan system apa yang akan digunakan untuk calon clientnya. Karena seperti kita tau, sekarang ribuan Open Source CMS Gratis beredar di Internet dan tentunya dengan keunikan yang berbeda beda. Walaupun kita sering dihadapkan pada CMS atau Blogging Engine yang mirip atau serupa tapi tak sama.

Ketika hal itu muncul, semua kembali ke designer bukan programer yang bersangkutan serta moodnya :D Kok bisa mood? Karena terkadang, sebagai seorang designer bukan programer seperti saya ini, lain waktu suka dengan Blogging Engine A, Lain hari suka dengan Blogging Engine B dan begitu seterusnya, walaupun tidak menutup kemungkinan ada beberapa system yang dijadikan MAIN TARGET dikarenakan banyak faktor. Saya sendiri membagi 2 faktor. Faktor Ekternal dan Internal.

Faktor Ekternal

  • Dukungan Pengembang
  • Dukungan Komunitas
  • Dukungan Pihak Ketiga (biasanya berupa plugin)
  • Keingininan Client itu sendiri

Faktor Internal

  • Suasana dan Mood
  • Kebiasaan
  • Budaya
  • Kemauan
  • dan lain lain

Setelah kita bisa menentukan baik tidaknya suatu CMS/Blogging Engine yang akan kita gunakan. Barulah tahap mendesain akan lebih mudah.

Kapan TextPattern Kapan WordPress?

Jawaban inipun bisa sangat beragam, kalau secara saya untuk client yang membutuhkan blogs dan tidak kurang dan lebih, penggunaan WordPress saya rasa sudah lebih dari cukup. Sedangkan penggunaan TextPattern selama ini biasa saya gunakan untuk company profile suatu perusahaan atau biasa saya gunakan untuk semi news yang sifatnya tidak begitu perlu umpan balik dari netter. Walaupun TextPatternpun sangat handal untuk mesin blogs, seperti masku yang satu ini yang mempunya Jargon TextPattern or Die! :D

Penutup

Tulisan saya kali ini bukannya untuk mengadu domba dua mesin blogs tersebut dan mengesampingkan mesin yang lain, akan tetapi hanya sebagai gambaran saja.. bahwa seringkali seorang designer bukan programer di hadapkan dilema sesaat ;)

Di dunia Open Source banyak sekali CMS yang cukup Mumpuni selain kedua itu, sebut saja ada b2evolution, Nucleus, MovableType, Expression Engine atau yang lebih lengkap sekelas Joomla!, Drupal dan kawan kawan, silahkan Browse aja di Open Source CMS untuk test satu persatu.

0 Shares:
28 comments
  1. wah,,,
    di sini to… tempatnya txp vs wp
    sementara ini masih sreg dengan wp, ya mungkin saya very NEWBI ato gi mana tau laa.. yg penting perlendiran tetap berjalan

    sorry menyalahi pembahasan disini,, :)

  2. Kalo menurutku WordPress tetep yang terbaik. Banyak plugin yg mendukung, jadi ngeblognya jadi semakin mudah dan nyaman :d
    Benernya pengen coba movable type, katanya dulu berbayar en sekarang udah gratis, tapi aku coba install offline pake appserv gak bisa2 :((

  3. Masih setia dengan WP, sejak dulu masih bernama b2/cafelog. Pernah pakai Greymatter, PMachine/EE, MT, TXP, tapi tetep balik lagi ke WP karena alasan praktis.

    Saya bukan programmer–cuma pengguna awam. :)

  4. ah dua2 nya sama. sama2 rajin menghajar database. txp malah lebih ganas, sekitar 20 query untuk setiap requestnya… kalau wp 15 query-an, untung wp punya cache. at least bisa ngurangin dikit laa. seandainya saja txp juga punya cache mechanism…..

    btw, ga coba MT mas? fitur static filenya bikin ngiler….

      1. udah, dan udah dicoba dan hasilnya ga memuaskan. hehehehe. wp-cache juga sama, kadang blank2. sampe akhirnya harus ngehek sendiri.

        Anyway, lawan PHP, static HTML masih lebih beringas.

  5. Kalau boleh nimbrung…

    Pertimbangan lain yang menurut saya juga cukup penting adalah “kemampuan pengguna”. Dalam hal ini siapa yang akan mengelola situsnya.
    Ya, memang akan ada ‘konflik’ tersendiri antara keinginan pembuat dengan pengguna nantinya.

    Selama ini, ada dua hal yang saya jadikan pertimbangan:

    Pertama, mau bikin seperti apa dengan fitur apa saja. Kira-kira nanti jika ada pengubahan (penambahan fitur, misalnya), akan sejauh mana.

    Kedua, CMS apa yang bisa melakukan hal tersebut. Ya, ini otomatis memang harus ada proses “mengenali” CMS tersebut. Apa yang bisa dilakukan dan apa yang tidak. Kalau tidak memiliki fiturnya, bagaimana ini bisa dicarikan solusinya.

    Demikian laporan saya, kembali ke tempat. Hormat grak! :D

  6. melihat dari kaca mata yang lain.

    Kalau selama ini cuma bisa WP, dan taunya WP maka pada saat dikenalkan kepada mesin blog lain , pasti kebanyakan akan sinis. Padahal belum mencoba.

    Sama halnya dengan Linux, pengguna Windows yang diberi begitu banyak kemudahan pasti akan mengatakan Linux sulit, padahal belum mencoba.

    FYI , TxP justru sangat cocok dengan desainer , Seperti EE , TxP memiliki Template tags yang humanized, mudah dipelajari . Jauh lebih mudah daripada WP.

    Kalau soal umpan balik ( kalau bhs ndesonya trackback ) di TxP memang tidak menyertakan fungsi tersebut secara standar , karena 99% dari umpan balik adalah SPAM.

    Kupikir kamu perlu membaca Textpattern Solutions untuk lebih jelasnya.

    1. Salah satu kendala bagi seorang desainer dengan TxP cuma satu, templatenya berbasis database… jadi bagi sebagian desainer yang sering pindah PC akan kesulitan untuk berpindah ruang kerja.

      Walaupun ada beberapa plugins yang bisa mengatasi hal tersebut tapi belum bisa seperti WP yang replace file dan beres….

      Dan seperti mas Kus bahwa TxP lebih cocok untuk desainer ada benarnya juga.. dengan tags yang humanized walaupun kita perlu sedikit mempelajarinya…. dan menghafalkannya.

      Sedangkan yang kata orang WP Tags yang berbasis PHP sedikit susah, juga blum tentu benar. Bisa jadi dengan tags berbasis PHP malah ada keuntungannya karena bisa menggabungkan antara PHP dan WP Tags itu sendiri…

      Dan semua kembali ke desainernya he he he

      1. PHP tgas dengan digabung PHP hanya akan memberikan hasil akhir pemanfaatan celah keamanan.

        Seperti khalayak ramai khawatirkan WP memiliki beberapa exploit yang bisa di manfaatkan karena pemakaian tag PHP secara “raw” .

        Textpattern memang tidak memiliki fungsi untuk mempergunakan banyak themes, multiple themes, dan memang ada plugins sederhana untuk itu. Namun kelebihan WP dalam menampilkannya hanya akan membuat beberapa orang tidak produktif dengan hanya mengandalkan themes buatan orang lain.

        Oh maaf sampeyan juga pembuat themes kan?

        PS : tabstop nya menyusahkan , dari message area malah kembali ke header, harusnya kan ke tombol input.

        1. Namun kelebihan WP dalam menampilkannya hanya akan membuat beberapa orang tidak produktif dengan hanya mengandalkan themes buatan orang lain.

          Itulah kenapa WP lebih sosial dalam arti sempit, karena di LUAR SANA banyak sekali blogger yang maunya cuma nulis aja tanpa mempelajari apa itu desain dan semacamnya… apalagi tidak semua blogger mempunyai minat secara teknologi, akan tetapi lebih berminat dengan ide yang bisa disegerakan di tuangkan dalam blognya…

          Ya seperti saya bilang sebelumnya mas Kus, bahwa semua akhirnya kembali ke desainernya masing masing…. ;)

          Karena KESEMPURNAAN ITU HANYA MILIK ALLAH :x

  7. Haha.. saking fanatiknya, kadang CMS bisa jadi semacam Agama bagi webmaster tertentu. Tapi kalo bagi saya ya sesuai kebutuhan saja, Untuk blogging, WordPress sudah sangat mumpuni. Tapi untuk jenis website yg lebih besar, Joomla lebih cocok :)

      1. lumayan $-) he he

        cuma, lumayan puas juga sih, bisa ngoprek WP sedemikian rupa sehingga… *halah*

        btw, yang header menggantung di blog saya itu: ya plugin WP yang lagi dibahas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like

Kunci oh Kunci

Barangnya kecil tapi kadang mbikin bingung satu orang, satu kantor, satu gank, satu kesebelasan, satu pertandingan, dan satu…

CSS Reboot

I am already for CSS Reboot and in this my new themes with wonderfull css that I got…