Pernahkah kita merenung dan memikirkan tiap section kehidupan kita? Mulai dari Bangun Tidur sampai kita Tertitur Lagi? Aktifitas apa aja yang telah kita lakukan detik demi detik, apakah semua meninggalkan kenangan setidaknya pada hari itu? Ataukah kita telah menjadi Robot yang secara tidak kita sadari sudah terprogram sedemikian rupa, Bangun, Sembahyang, Sarapan, Berangkat Kerja, Kerja, Pulang kerja, Ngorol sama keluarga, makan malam dan tidur lagi demikian seterusnya. Hingga tiba tiba kita menjadi tua dengan di kelilingi anak cucu dan beberapa barang (rumah, mobil, sepeda, dan  beberapa barang lain), itupun kalau kita sampai masa itu (bringit)

Kemudian cobalah kita bayangkan kalau ternyata tahun 2012 adalah akhir masa kita hidup didunia (doh)  apa hal yang akan anda lakukan untuk menyikapi hal itu? Sibuk nggosip akan tahun 2012 itu? Bahas film 2012 yang sedang heboh itu? ataukah kita akan sibuk mempersiapkan kemungkinan terburuk dengan lebih mendekatkan kepada Sang Pencipta? karena bagi umat muslim, peristiwa Hari Kiamat adalah peristiwa yang tidak secara detail kapan akan datang, hanya saja banyak sekali riwayat yang menjelaskan ciri ciri akan datangnya hari mengerikan itu. Saya sendiri berharap tidak menemui hari mengerikan ini.

Ataukah kita masih terlalu sibuk dengan menghitung berapa rupiah yang telah kita dapatkan, berapa rumah yang telah kita beli, berapa sapi yang telah kita miliki, berapa bisnis yang telah kita dirikan dan berapa berapa yang lain, apakah kita juga sadar bahwa semua itu hanya titipan? Bahwa ketika kita meninggal semua itu tidak akan mengikuti kita mati. Bahkan bisa jadi kalau kita meninggal bisa jadi uang kita malah digunakan istri, anak dan atau cucu kita untuk hal hal yang tidak bermanfaat atau parahnya bisa jadi digunakan untuk hal maksiat? Bukankah itu akan menjadi skenario terburuk dan itu akan memberatkan timbangan kita nantinya ketika di Akhirat nanti, jadi sebelum kita ingin menjadi kaya, perlu sekali kita renungkan Kekayaan kita untuk Siapa? (worship)

Kembali ke aktifitas yang semi monoton yang kita lakukan tiap hari itu, apakah kita pernah sadar dan menyadari untuk mengoreksi tiap kejadian yang kita lakukan itu, apakah sudah sesuai dengan tujuan hidupmu, apakah usaha dalam menggapai urusan material sudah sesuai jalan yang benar dan hal hal lain. Karena jika kita tidak menyadari rutinitas apa yang kita lakukan dan tidak melakukan perbaikan jika ternyata belum sesuai harapan, kita akan mendapatkan penyesalan yang tidak terkira, karena kehidupan dunia adalah kehidupan yang fana, dan kehidupan akhirat adalah kehidupan akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya…

Semoga saya bisa selalu mengenali perjalanan hidup yang telah saya jalani dan semoga saya bisa selalu mengadakan perbaikan jika ternyata saya melenceng dari trek yang seharusnya digarikan… apakah demikian juga dengan saudaraku?

0 Shares:
0 comments
  1. Ping-balik: Fahmi Ja'far
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like

Maju Perut, Pantat Mundur

Seperti Janji Penulis Mbayol ini, untuk memberikan edisi special ke saya akhirnya datang juga tepat di hari pernikahan saya 14 Februari kemaren. Wah senenge doble wis. Dalam kiriman paket ini berisi 2 buku yang salah satunya untuk saya berikan kepada Guru Spiritual saya Cak Lubab yang terlalu Andi. :D Langsung sebelum saya membolak balik halaman Republik Genthonesia, terlebih dahulu saya abadikan dulu buku ini, siapa tau akan ada sejarah yang bisa saya ceritakan kepada Yashfa nantinya ;) Begitu pengabadian selesai, maka tanpa babibu saya langsung mulai re-reading (membaca ulang) tulisan tulisan di Blog simbah yang di bukukan ini.

Bertemu Simbok

Entah apa terbesit sampai “direwangi” mangkir, akhirnya kemaren sore, saya berkesempatan bertemu dengan Simbok alias si Ratu Kopdar.…

Use Advertisement

From know I try to write with my BAD ENGLISH, to make my Google Adsense work perfectly. Please…