0 Comments

  1. Dengan “bim-salabim…, abra kadabra…” bisa dapat yg “mirip” dengan cepat dan murah. Disitulah ‘magic’-nya. Sesuatu yg magic itu kan biasanya “instant, serba cepat n jalan pintas,” dengan menafikan proses penting edukasi, riset, dan experiment. Bila bisa membuat “imitasi” kenapa capek-cepek berinovasi? Kira-kira begitu nalarnya. Na’udzubillah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

%d blogger menyukai ini: